Ads 468x60px

Labels

Minggu, 16 Desember 2012

AL QURAN DALAM VISI ILMIAH










Oleh : Fajar Adi Kusumo



Dan diantara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)-Nya ialah menciptakan langit
dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada
keduanya. Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila
dikehendaki-Nya” (QS. Asy Syuura (42) : 29)

       Seperti telah kita ketahui bersama, Al Quran merupakan salah satu
mujizat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk
digunakan sebagai petunjuk bagi umat manusia hingga akhir zaman. Sebagai
petunjuk dari Allah tentulah isi dari Al Quran tidak akan menyimpang dari
Sunatullah (hukum alam) sebab alam merupakan hasil perbuatan Allah sedangkan
Al Quran adalah merupakan hasil perkataan Allah. Karena Allah bersifat
Maha segala-galanya maka tidaklah mungkin perkataan Allah tidak sejalan dengan
perbuatan-Nya.

1 Al Quran Sumber Ilmu Pengetahuan
       
      Apabila pada suatu malam yang cerah kita memandang ke langit maka akan
tampaklah oleh kita bintang-bintang yang sangat banyak jumlahnya. Pada zaman
dahulu orang memandang bintang-bintang itu hanyalah sebagai sesuatu
yang sangat kecil dan bercahaya yang bertaburan di angkasa. Namun setelah
ditemukannya teleskop dan ilmu pengetahuan juga semakin berkembang, orang
akhirnya mengetahui bahwa bintang-bintang merupakan bagian dari suatu gugusan
yang dinamakan galaksi yang dialam ini jumlahnya lebih dari 100 milyar.
Sedangkan masing-masing bintang ini terdiri dari planet-planet yang masingmasing
peredarannya diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling bertabrakan
satu sama lain. Hal ini juga difirmankan oleh Allah SWT :

”Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar dalam garis edarnya” (QS. Al Anbiyaa
(21) : 33)

     Sehingga akhirnya orang berdasar ilmu pengetahuan yang dimilikinya mengakui
bahwa alam semesta ini maha luas. Sebenarnya Allah telah menegaskan
hal ini di dalam Al Quran yang diturunkan jauh sebelum ditemukannya teleskop
yaitu :

”Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya
Kami benar-benar meluaskannya” (QS Adz Dzaariyaat (51) : 47)

        Oleh karena itu Allah menyuruh umatnya untuk selalu memperhatikan dan
meyakini Al Quran secara ilmiah. Hal ini dijelaskan pula oleh Allah di

surat An Nisaa ayat 82 yang artinya : ”Maka apakah mereka tidak memperhatikan
Al Quran ? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah
mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS An Nisaa (4) :
82)

       Sebab kita memang harus mengakui bahwa ilmu pengetahuan itu bersumber
pada Allah. Sebagai contoh, di dalam ilmu fisika kita mengenal adanya
hukum kesetaraan masa dan energi, sedangkan massa adalah merupakan besaran
pokok dalam arti besaran yang ada dengan sendirinya, sedangkan massa
tidak dapat menciptakan dirinya sendiri, lalu siapakah penciptanya ? Maka
kalau kita kembalikan kepada Ajaran Tauhid tentu kita akan menjawab bahwa
Allah-lah penciptanya.


2 Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa

Di dalam surat Qaaf ayat 38 Allah telah berfirman :


”Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya dalam enam masa, dan Kami tidak sedikitpun ditimpa keletihan”
(QS. Qaaf (50) : 38)


      Karena ilmu pengetahuan itu bersumber pada Allah SWT dan pada ayat
diatas telah disebutkan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi berikut segala
isinya dalam enam masa, maka berdasarkan penelitian/teori dalam sejarah asal
mula alam semesta dan kehidupan dapat dikategorikan keenam masa itu sebagai
berikut :


         Masa pertama : Pada awalnya keadaan langit dan bumi dalam suatu kesatuan
     yang padu, hal ini disebutkan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya
     yaitu :


       ”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
      bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemuadian Kami pisahkan
      antara keduanya ..........” (QS Al Anbiyaa (21) : 30)


        Kemudian menurut ”The Big Bang Theory” atau teori ekspansi ledakan
maka terjadi ledakan yang maha hebat yang akhirnya memisahkan kesatuan
yang padu tersebut. Karena kondisi sekeliling ledakan semula dalam keadaan
dingin maka hal ini mengakibatkan tejadinya kondensasi (penggumpalan). Penggumpalan
ini sebagai akibat dari penurunan energi (panas/kalor) yang sangat
drastis. Sebab menurut hukum Steffan Boltzman tentang radiasi/pancaran
panas disebutkan bahwa ”Jumlah energi radiasi tiap satuan waktu tiap satuan
luas sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya”. Oleh karena itu
apabila terjadi penurunan suhu sedikit saja maka penurunan energinya dalam
hal ini adalah energi radiasi kalor pasti menjadi sangat besar. Misal pada penurunan
suhu sebesar 2 maka penurunan energinya menjadi 24 = 16 satuan energi.
Dengan demikian maka kondensasi ini dapat dikategorikan sebagai masa yang
kedua dimana antara langit dan unsur-unsurnya telah terpisah.



       Masa kedua : Pada masa ini gravitasi mulai berperan dan mulai muncul
galaksi-galaksi yang terdir atas bintang-bintang. Juga mulai muncul planetplanet
termasuk planet bumi yang terdapat dalam tatasurya matahari yang
merupakan bagian dari galaksi Bima Sakti.


     Masa ketiga : Masa ini dikenal juga dengan masa Prekambrium (Precambrian
Era). Pada masa ini kondisi bumi masih cukup panas sehingga belum ada
makhluk yang hidup di bumi.


     Masa keempat : Masa ini sering dikenal dengan zaman Paleozoikum (Paleozoic
Era). Pada masa ini di bumi mulai terdapat kehidupan sederhana yang ditandai
dengan munculnya tumbuhan-tumbuhan tingkat rendah atau tumbuhan
perintis hingga munculnya hewan-hewan sejenis serangga dan hewan-hewan amphibia.


     Masa Kelima : Masa ini dikenal pula dengan zaman Mesozoikum (Mesozoic
Era). Pada masa ini hewan-hewan sejenis reptil mulai muncul seperti burung
dan sejenisnya dan muncul pula hewan-hewan raksasa seperti Dinosaurus dan
sebagainya.







     Masa Keenam : Masa ini juga disebut zaman Cenozoikum (Cenozoic Era).
Pada masa inilah mulai muncul hewan-hewan mamalia dan pada akhir dari
masa ini mulailah muncul sejarah manusia.


     Dengan demikian jelas bahwa berdasar penelitian yang dilakukan oleh para
ahli, kejadian alam semesta ini dapat dikategorikan dalam enam masa, dimana
dua masa yang pertama adalah masa penciptaan bumi sedangkan 4 masa
berikutnya merupakan tahapan kejadian makhluk-makhluk bumi hingga terciptanya
manusia sebagai khalifah di muka bumi. Hal ini sesuai dengan firman
Allah di dalam Al Quran yaitu :




”Katakanlah : Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan
bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya ? (Yang bersifat)
demikian itulah Tuhan semesta alam. Dan Dia menciptakan di bumi itu
gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dan memberkahinya dan Dia menentukan
padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan
itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Fushshilat
(41) : 9-10)


3 Khatimah



      Dari uraian diatas tampaklah bahwa Al Quran sebagai mujizat Allah kepada
Rasulullah SAWternyata mampu menjawab masalah-masalah mengenai rahasia
alam semesta dan hal ini telah dibuktikan dengan berbagai penelitian yang
dilakukan oleh para ahli.
Oleh karena itu marilah kita sebagai hamba Allah yang menggunakan Al
Quran sebagai pedoman hidup, selalu berusaha untuk meyakini, mengkaji, dan
mengamalkan Al Quran secara ilmiah agar dapat lebih membuka tabir rahasia
alam semesta yang merupakan Sunatullah.



Referensi

[1] Greenberg, Physics with Modern Applications
[2] George Gaylord Simpson & William S. Beck,LIFE an Introduction to Biology
[3] Grolier Electronic Publishing Inc, Grolier Multimedia Encyclopedia, 1995
[4] DepAg RI, Al Quran dan Terjemahannya



sumber: www.f-adikusumo.staff.ugm.ac.id/artikel/alquran1.pdf










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample Text